Senin, 07 Juni 2010

MATERI KELAS VIII SEMESTER 2

DHARMAYATRA

A. Arti Dharmayatra

1. Dharmayatra terdiri dari dari dua kata yaitu dhamma dan yatra. Dhamma artinya kebenaran, ajaran, suci, sedangkan Yatra artinya ditempat mana. Jadi Dhammayatra artinya berziarah ditepat-tempat suci.

2. Dharmayatra muncul pada abad ke III ketika Raja Asoka berkuasa di Jambudipa. Dalam Kitab Mahavastu dan Asokavadana dikisahkan di ibukota Jambudipa yaitu pataliputta berkuasa seorang Raja bernama Bindusara.

3. Raja memiliki banyak permaisuri dan 100 orang anak. Salah satu anak tersebut bernama Asoka yang memiliki penampilan, kekuatan yang luar biasa melampaui saudaranya.

4. Karena keahlian yang dimiliki maka Asoka berambisi menjadi Raja untuk menggantikan ayahnya. Sebelum menjadi Raja Asoka telah membunuh 99 orang saudaranya, sehingga ia berharap memiliki kerajaan yang utuh tanpa ada yang mengganggu.

5. Hal ini terjadi pata tahun 218 SM setelah Sang Buddha Parinibbana, dan empat tahun kemudian Asoka dinobatkan menjadi Raja di Pataliputta. Ia telah menguasai Jambudipa.

6. Sebagai seorang Raja ia memerintah dengan keras dan ia dipandang sebagai Raja yang bengis serta kejam, sehingga ia dijuluki sebagai “CANDASOKA” (Asoka Jahat).

7. Pada mulanya Raja Asoka tidak mengenal Buddha Dhamma, namun pada suatu hari selagi Raja berdiri didekat sebuah jendela, ia melihat seorang pertapa yang tenang sekali, yaitu Samanera Nigroda, putra dari Sumana, kakak tertua dari semua Raja Bindusara. Dengan kata lain Samanera Sumana adalah kemenakan Raja asoka sendiri.

8. Raja Asoka mengundang Samanera Sumana ke istananya. Di istana Samanera membabarkan Appamanavagga(khotbah tentang segala hal tanpa batas) kepada Raja yang akhirnya Raja Asoka menjadi umat Buddha. Sejak menjadi umat Buddha Raja melakukan banyak berdana dan hal-hal baik lainnya.

9. Menurut Kitab Mahavamsa, Raja Asoka menjadi umat Buddha karena bertemu dengan Samanera Sumana, sedangkan menurut Kitab Asokavadana Raja bertemu dengan bhikkhu Samudra, dalam pertemuan tersebut bhikkhu Samudra menunjukkan kekuatan batin (abhinna) dengan cara melayangkan tubuhnya ke angkasa, setengah tubuhnya mengeluarkan api dan setengah tubuhnya yang lain mengeluarkan air, dan karena pertunjukkan inilah Raja menjadi umat Buddha.

10. Setelah Raja Asoka menjadi umat Buddha selain berdana dan berbuat baik lainnya , ia juga banyak mendirikan vihara .

11. Karena jasa perbuatan baik yang sangat banyak maka Raja Asoka dikenal dengan nama “Dhammasoka”(Asoka yang hidup sesuai dengan dhamma).

12. Setelah mantap menjadi umat Buddha lalu ia dibimbing oleh bhikkhu Samudra dan bhikkhu Upagupta. Atas bantuan bhikkhu Upagupta Raja Asoka melakukan banyak ziarah ketempat-tempat yang ada hubungannya dengan kehidupan Sang Buddha.







B. PAHALA BERDHARMAYATRA

1. Pahala yang didapat dari berdharmayatra sangat besar sekali. Karena berdharmayatra dengan disertai niat dan kemauan yang tulus akan membantu dan menentukan kelahiran kita dialam yang penuh dengan kebahagiaan (terlahir disurga)

2. Dalam Mahaparinibbana Sutta Sang Buddha menjelaskan dharmayatra kepada Ananda, sebagai berikut: “ Ananda, bagi mereka yang dengan keyakinan kuat melakukan ziarah ke tempat-tempat yang ada hubungannya dengan dhamma, maka setelah meninggal dunia, mereka akan terlahir kembali di alam surga”.

3. Ketika kita berada di tempat dharmayatra sebaiknya kita merenungkan sifat luhur dari Sang Buddha dan kita berusaha melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.


C. TEMPAT-TEMPAT BERDHARMAYATRA

1. Sang Buddha menyebutkan ada empat tempat yang wajib dikunjungi oleh umat Buddha, al:
a. Taman Lumbini
adalah tempat dimana Pangeran Siddharta dilahirkan dibawah pohon sala kembar pada tahun 623 SM, ketika ibunya dalam perjalanan kerumah neneknya ke Kerajaan Devadaha. Setelah sampai ditengah hutan Ratu Mahamaya bermaksud istirahat, lalu melahirkan seorang putra dengan posisi berdiri dibawah pohon sala kembar dengan tangan memegang ranting. Bayi yang baru lahir langsung bisa berjalan 7 langkah dimana bekas langkahnya tumbuh bunga teratai. Dilangkah terahir bayi tersebut langsung mengangkat tangan dengan berkata : “ Akulah pemimpin dunia ini, Akulah teragung didunia ini, Akulah tertua didunia ini, Inilah kelahiranku yang terakhir”.
Di Taman Lumbini terdapat Pilar Asoka dan dibangun Vihara bernama Mayadevi

b. Buddha Gaya
adalah tempat dimana Pertapa Gautama menjadi Buddha pada tahun 588 SM, stelah bertapa selama 6 tahun dengan cara menyiksa diri. Pertapa Gautama bertapa dibawah pohon Bodhi (Ficus Religiosa). Ditempat ini telah dibangun Stupa Maha Bodhi dengan tinggi 170 kaki. Ketika bertapa Pertapa Gautama duduk beralaskan rumput pemberian seorang pemuda bernama Sothiya. Tempat duduk Pertapa Gautama yang terletak dibawah pohon bodhi disebut VAJRASANA. Dan diatas tempat inilah Pertapa Gautama bermeditasi hingga akhirnya menjadi Buddha.

c. Taman Rusa Isipatana
adalah tempat dimana Sang Buddha membabarkan khotbah pertama kali kepada lima orang pertapa. Khotbah pertama ini dikenal dengan nama “Dhammacakkapavatthana Sutta = khotbah pemutaran roda dhamma yang pertama”. Isi khotbah ini tentang empat kesunyataan Mulia. Di tempat ini telah dibangun dua buah stupa oleh Raja Asoka yaitu Dhamek Stupa dan Dharmarajika stupa. Kedua stupa tersebut telah dirusak atau dihancurkan oleh Jagad Signh dari Benares pada tahun 1794. Tidak jauh dari kedua stupa tersebut tepatnya sebelah utara dibangun MULAGANDHAKUTI yang berfungsi sebagai tempat kebaktian. Lalu sebelah baratnya didirikan Pilar asoka terletak persis dimana Sang Buddha membentuk Sangha pertama kali.

d. Kusinara
adalah tempat dimana Sang Buddha Parinibbana(wafat) pada tahun 543 SM pada usia 80 tahun. Jenasah sang Buddha dikremasi pada hari ke delapan setelah kematiannya dengan tubuh dibungkus 500 lembar kain kafan dan dari manusia dan para dewa. Suatu keajaiban terjadi yaitu kain terluar dan kain terdalam diterbakar. Untuk mengenang Sang Buddha ditempat ini didirikan Mahaparinibbana Stupa dan Vihara dengan Buddha Rupang besar dengan posisi tidur. Untuk memperingati tempat dimana jasad Sang Buddha dikremasi maka dibangun Makutabandhana Cetiya (Stupa Kremasi).

Ke-empat tempat tersebut diatas telah disarankan oleh sang Buddha untuk dikunjungi. Tetapi setelah Sang Buddha Parinibbana, umat Buddha berdharmayatra bukan hanya ketempat-tempat yang dipandang penting oleh umat Buddha yang berhubungan dengan kehidupan Beliau. Tempat tersebut, al:

1. Rajagaha
Adalah ibukota Magadha, yang diperintah oleh Raja Bimbisara. Kerajaan Magadha telah runtuh, namun tidak menyurutkan niat kita untuk mengunjungi karena disini masih terdapat bukit yang bernama Gijjhaguta atau puncak burung nazar. Dipuncak bukit ini Sang Buddha sering tinggal.
Didekat bukit ini terdapat Goa satapani, yaitu tempat Sidang sangha pertama dimana bhikkhu Ananda mengulang Sutta Pitaka dengan dihadiri oleh 500 orang bhikkhu Arahat dipimpin oleh bhikkhu Maha Kassapa Thera.

2. Savatthi
Adalah ibukota Kerajaan Kosala. Ditempat ini terdapat vihara Jetavana yang didirikan oleh Anathapindika. Di Vihara ini terdapat Gandhakuti. Selain tempat tersebut masih banyak tempat di India seperti Nalanda, Vesali, Sankisa adalah tempat dimana Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa setelah mengajar dhamma di alam tersebut.



CANDI-CANDI BUDDHIS SI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA
DI INDONESIA

A. SRIWIJAYA

1. Kerajaan Sriwijaya sekarang diperkirakan terletak disekitar kota Palembang, Sumatra selatan
2. Kerajaan ini didirikan sekitar abad ke VII, para Raja di kerajaan ini umumnya menganut agama Buddha, hal ini dapat dilihat dari catatan bahwa di ibu kota terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha.
3. Di Perguruan tinggi ini banyak bhikkhu yang belajar agama dan ilmu pengetahuan lainnya.
4. Di Kerajaan ini tinggal seorang pujangga yang sangat terkenal yaitu Dharmapala dan sakyakirti yang sempat belajar di Perguruan tinggi ini.
5. Agama Buddha di Sriwijaya juga diberitakan oleh seorang pemuda dari daratan China bernama Itsing.
6. Itsing datang ke Sriwijaya pada tahun 671, setelah ia berziarah ke India. Itsing tinggal di sriwijaya selama 6 bulan sebelum ia kembali lagi ke India.
7. Untuk kedua kalinya Itsing datang kembali ke Sriwijaya pada tahun 688 dan menetap selama 7 tahun.
8. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Itsing para bhikkhu yang belajar berjumlah 1.000 orang.

B. MATARAM I WANGSA SYAILENDRA

1. Kerajaan Mataran dipimpin oleh Raja Wangsa Syailendra pada abad ke VIII antara tahun 775-850.
2. Pada zaman ini agama Buddha berkembang sangat pesat sekali karena pada saat itulah Candi Borobudur, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Sewu didirikan oleh seniman bangsa Indonesia.
3. Candi-candi tersebut dapat berdiri atas perintah Raja syailendra
4. Setelah raja Samaratungga meninggal, Mataram diperintah kembali oleh Raja dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu, namum agama Buddha dan Hidu dapat berkembang dengan rukun dan damai.

C. MAJAPAHIT

1. Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada tahun 1292-1478.
2. Dibawah Raja-raja Majapahit, yang menganut agama Hindu dan agama Buddha tetap berkembang dengan baik.
3. Untuk membina rakyat yang beragama Buddha dan Hindu raja mengangkat dua penasehat agung yaitu Dharmadhyaksa Ring Kasogatan dari golongan Buddha dan Dharmadhyaksa Ring Kasewan dari golongan Hindu.
4. Kerukunan tetap terjaga berkat ide cemerlang dari seorang Pujangga Buddhis bernama Mpu Tantular terkenal dengan bukunya Sutasoma.
5. Salah satu syair yang terdapat dalam buku tersebut adalah : Ciwara Buddha Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
6. Kalimat ini sampai saat ini masih kita jumpai dengan nama Bhinneka Tunggal Ika.

D. ZAMAN PENJAJAHAN

1. Pada zaman ini agama Buddha tidak terdengar lagi kabarnya karena kedatangan penjajah Belanda dan setelah berdirinya VOC pada abad XVII-XX
2. Para penjajah tidak mengenal agama Buddha karena mereka beragama Kristen, Katolik dan Islam, tetapi agama Buddha dan Hindu masih ada dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari .
3. Lambat laun agama Buddha mulai muncul kembali tetapi di klenteng-klenteng dimana kegiatannya menitikberatkan pada upacara seremonial saja.
4. Pada abad ke XX agama Buddha mulai muncul kembali dengan dipelopori oleh orang belanda yang benama Josias Van Dienst di Bogor dan Ernest E. Power di Jakarta pada tahun 1920-an yang akhirnya mendirikan erkumpulan agama Buddha di Jawa.
5. Pada tahun 1934 seorang bhikkhu dari Srilanka bernama Narada mahathera datang ke Indonesia atas undangan Theosofi dari Bandung untuk menyebarkan agama Buddha di Bandung dan jakarta.


E. KEBANGKITAN AGAMA BUDDHA setelah INDONESIA MERDEKA.

1. Agama Buddha mulai bangkit dan berkembang pada zaman penjajahan Belanda dan datangnya seorang bhikkhu dari Srilanka.
2. Mulai tahun 1950-an mulai dibentuk organisasi umat Buddha yang mengkoordinir pembabaran dharma diseluruh Indonesia.
3. Karena kurangnya Sangha maka para pandita membantu perkembangan Buddha dhamma hingga saat ini.
4. Dengan jerih payah para pandita(dharmaduta) maka menghasilkan organisasi yang menjadi wadah tunggal umat Buddha yaitu WALUBI pada tahun 1979 di Yogyakarta.
5. WALUBI singkatan Perwalian Umat Buddha Indonesia.

TOKOH-TOKOH PEJUANG PENYIARAN AGAMA BUDDHA DI INDONESIA